Fokus Lensa : Hari ini, Sembilan Belas Tahun nan Lampau


fokus lensa hari ini sembilan belas tahun nan lampau
Banda Aceh, Mistar.id
Bagi yang telah berusia lebih dari tiga dasawarsa, tentu masih lekat dalam ingatan akan bencana maha dahsyat di Timur laut samudera Hindia, atau di barat laut Provinsi Aceh.
Hari ini, Sembilan belas tahun nan lampau, Minggu, 26 Desember 2004 sebuah gempa dengan kekuatan melewati 9 Skala Richter membuat seluruh penduduk di Pulau Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Thailand hingga Singapura berhamburan keluar dari rumah.
Tak pernah mereka merasakan gempa yang sekuat itu goncangannya. Tak lama berselang, gelombang ombak setinggi lebih dari pohon kelapa menghantam pesisir barat pulau Sumatera, Malaya, dan Thailand.
Pun menghempas segala yang ada di pesisir timur anak benua Hindia, Sri Lanka hingga ke Afrika Selatan.
Saat itu masyarakat masih banyak yang belum mengenal Tsunami.
Ombak yang melebihi tinggi pohon kelapa itu mendorong segala yang ada di tepi pantai jauh ke daratan hingga ber kilometer jauhnya.
Usai lautan menggelora, meninggalkan puing dan ratusan ribu nyawa insan manusia dan hewan bergelimang di daratan tergenang air asin atau menyeret bangkai tersebut ke lautan nan dalam dan luas tak bertepi.
Musibah tersebut menjadi bencana taraf antar bangsa sebab melanda lebih dari selusin negara yang terdampak. Aksi Militer non bersenjata digelar secepatnya untuk menyelamatkan para korban yang tersisa dari gelombang maha dahsyat pada penghujung tahun tersebut.
Karena rusaknya infrastruktur dan terbatasnya alat transportasi di kawasan Aceh membuat kami baru dapat tiba di Banda Aceh pada pertengahan Januari 2005.
Berikut beberapa foto tanggap bencana dari antar bangsa di bandara Iskandar Muda Banda Aceh pada saat tersebut yang mungkin dapat mengingatkan akan kejadian lampau. (Bobby)




PREVIOUS ARTICLE
Fokus Lensa : Mengenal Rumah Adat Aceh