Thursday, April 24, 2025
home_banner_first
FOCUS LENSA

Fokus Lensa : Hari ini, Sembilan Belas Tahun nan Lampau

journalist-avatar-top
Selasa, 26 Desember 2023 19.50
fokus_lensa_hari_ini_sembilan_belas_tahun_nan_lampau

fokus lensa hari ini sembilan belas tahun nan lampau

news_banner

Banda Aceh, Mistar.id

Bagi yang telah berusia lebih dari tiga dasawarsa, tentu masih lekat dalam ingatan akan bencana maha dahsyat di Timur laut samudera Hindia, atau di barat laut Provinsi Aceh.

Hari ini, Sembilan belas tahun nan lampau, Minggu, 26 Desember 2004 sebuah gempa dengan kekuatan melewati 9 Skala Richter membuat seluruh penduduk di Pulau Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Thailand hingga Singapura berhamburan keluar dari rumah.

Tak pernah mereka merasakan gempa yang sekuat itu goncangannya. Tak lama berselang, gelombang ombak setinggi lebih dari pohon kelapa menghantam pesisir barat pulau Sumatera, Malaya, dan Thailand.

Pun menghempas segala yang ada di pesisir timur anak benua Hindia, Sri Lanka hingga ke Afrika Selatan.

Saat itu masyarakat masih banyak yang belum mengenal Tsunami.

Ombak yang melebihi tinggi pohon kelapa itu mendorong segala yang ada di tepi pantai jauh ke daratan hingga ber kilometer jauhnya.

Usai lautan menggelora, meninggalkan puing dan ratusan ribu nyawa insan manusia dan hewan bergelimang di daratan tergenang air asin atau menyeret bangkai tersebut ke lautan nan dalam dan luas tak bertepi.

Musibah tersebut menjadi bencana taraf antar bangsa sebab melanda lebih dari selusin negara yang terdampak. Aksi Militer non bersenjata digelar secepatnya untuk menyelamatkan para korban yang tersisa dari gelombang maha dahsyat pada penghujung tahun tersebut.

Karena rusaknya infrastruktur dan terbatasnya alat transportasi di kawasan Aceh membuat kami baru dapat tiba di Banda Aceh pada pertengahan Januari 2005.

Berikut beberapa foto tanggap bencana dari antar bangsa di bandara Iskandar Muda Banda Aceh pada saat tersebut yang mungkin dapat mengingatkan akan kejadian lampau. (Bobby)

Paskhas TNI AU
Satu regu tim elit TNI-AU menaiki helikopter Sea-Stalion milik Marinir Amerika Serikat guna mengamkakan kawasan Calang Kabupaten Aceh Jaya. Calang merupakan kota kabupaten yang hampir musnah pada saat mega-tsunami tersebut, pada bulan Januari 2005 (f: Bobby / Mistar.id)
Pengungsi
Para pengungsi korban tsunami Aceh tampak menunggu giliran untuk menaiki pesawat yang membawa mereka ke bandara Polonia di Medan pada saat itu (Januari 2005), sementara disekitar mereka bertumpuk bantuan untuk para korban yang masih terisolir (f: Bobby/ Mistar.id)
Regu penolong Portugis
Regu penolong dari negara Portugis tampak sedang memilah bantuan yang akan di drop menggunakan helikopter dari berbagai negara sahabat di Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh sebagai pusat logistik melalui udara saat itu (f: Bobby / Mistar.id)
Jurnalis Asing
Seorang jurnalis asing tampak sedang mengambil video aktivitas di Bandara Iskandar Muda Aceh. Terbatasnya jaringan komunikasi di Aceh menjadi permasalahan tersendiri bagi para reporter.(f: Bobby / Mistar.id)
REPORTER: